MAKALAH
Manajemen Produksi dan Oprasional
“Manajemen Operasi dan Penentuan Lokasi dalam”
Kegiatan Produksi
Makalah ini
di ajukan untuk memenuhi tugas
Oleh:
1.
HAMIDI (2012120026)
2.
JILAS TINING (2012120034)
3.
HAMID SANTOSO (2012120025)
4.
M.MUSYFIQ (2012120042)
5.
MOH
ASKIYANTO (2012120048)
6.
SYAMSUL ARIFIN (2012120083)
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS
TRIBHUWANA TUGGADEWI
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat limpahan
ranmat dan hidayah-Nya kepada
kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang
diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah manajemen produksi dan oprasional
Dalam
penulisan makalah ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di
perbaiki besama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami.
Agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. akhirnya kurang dan lebihnya kami ucapkan
banyak terima kasih, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis
sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada umumnya.
Malang, 07 Desember 2013
DAFTAR ISI
Kata
pengantar......................................................................................................
I
Daftar
isi................................................................................................................
II
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan
masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Manajemen Produksi Atau operasi………….................................2
2.2
Sistem
Produksi/Operas………………………………….…………….……..2
2.3
Penentuan
Lokasi Perusahaan
………………………......................................3
2.4
Pengaturan
Proses Produksi Atau Operasi…………………………………...4
2.5 Rancangan Pabrik Dan Sistem Produksi …………………………………….5
2.6
Perencanaan
Jumlah Produksi Dan Penentuan Standar……………………...7
2.7 Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi………………………………………..8
2.8
Pengawasan
Kegiatan Produksi………………………………………………9
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan...................................................................................................12
3.2. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Seperti di ketahui manajemen pada
dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi atau
operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan
barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu,
tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi atau
operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.
Melalui kegiatan produksi atau
operasi segala sumber daya masukkan perusahaan diintegrasikan untuk
menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat
berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan
produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis
memiliiki maksud dan tujuan. Adapun maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengantar Bisnis. Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar
makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan mengenai Manajemen
Produksi atau Operasi kepada para pembaca.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
pengertian Manajemen Operasi?
2. Bagaimana
Sistem Produksi/Operasi?
3. Bagaimana
penentuan lokasi perusahaan/produksi?
4. Bagaimana
pengaturan proses produksi/operasi?
5. Bagaimana
rancangan pabrik dan sistem produksi?
6. Bagaimana
perencanaan produksi dan penentuan standar?
7. Bagaimana
pengelolaan dalam kegiatan operasi?
8. Bagaimana
pengawasan kegiatan produksi?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Manajemen
Operasi
2. Mengetahui Sistem
Produksi/Operasi
3. Mengetahui penentuan
lokasi perusahaan/produksi
4. Mengetahui pengaturan
proses produksi/operasi
5. Mengetahui perencanaan
produksi dan penentuan standar
6. Mengetahui pengelolaan
dalam kegiatan operasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
MANAJEMEN PRODUKSI ATAU OPERASI
Manajemen Produksi adalah salah satu
cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan
agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Manajemen operasi adalah suatu
proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai
tujuan.
Unsur
Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
·
Tahap Perencanaan, meliputi ;
Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan
produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout
& job design; serta penentuan standar kerja.
·
Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku;
pengturan proses produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan
lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
·
Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ;
pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
Dalam perencanaan, manajer operasi
menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program,
kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus dari operasi termasuk
perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber
daya produksi.
Dengan demikian, Manajemen
Produksi atau Operasi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
2.2 SISTEM
PRODUKSI/OPERASI
Sistem operasi merupakan sistem yang
mengacu pada sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa. Gambaran
sistem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa dan manufaktur
sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk rancangan dan
analisis operasi.
Dalam sistem operasi, yang menjadi
masukan adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan
sistem operasi yang disandarkan pada kendali syari’at akan memastikan
berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas
segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal mempengaruhi
ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai contoh, lingkungan eksternal
menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input. Perubahan teknologi
dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan oleh organisasi
dilempar kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal juga mempengaruhi
output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi konsumen akan
mengubah produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang lebih sesuai
dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat mempengaruhi dan
membantu proses transformasi..
2.3 PENENTUAN
LOKASI PERUSAHAAN
Terdapat 2 kriteria dalam menentukan
lokasi produksi:
Kriteria subyektif, keputusan lokasi
produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan
subyektif ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis
sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat
keputusan subjektif.
Kriteria obyektif, mempertimbangkan
berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi
pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat, akses terhadap
pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan lain-lain.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
1)
Biaya ruang kerja
Biaya untuk
membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung
dari letak tanah.
2)
Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa
dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus
yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi
perusahaan.
3)
Insentif pajak
Insentif
pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi
di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4)
Sumber permintaan
Biaya
trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang
dekat sumber permintaan dari konsumen.
5)
Akses trasportasi
Perusahaan
lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih
mudah mengakses perusahaan.
dalam menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa ada
beberapa cara antara lain.
Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
Ø Dengan
penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh:
perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan
pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus
banyak tersedia.
Ø Metode
perbandingan biaya operasi
Memilih
beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif
lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
Ø Dengan
pendekatan kualitatif
Contoh:
pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.
Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa
lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya angkut.
Namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti
jasa sedot WC, tidak perlu strategis yang terpenting adalah sarana
komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel nomor telephon.
2.4 PENGATURAN PROSES PRODUKSI ATAU OPERASI
Keputusan mengenai proses produksi
menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain sistem produksi. Proses
produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan prusahaan,dengan memilih
dari berbagai alternatif proses produksi sebagai berikut:
a. Secara
umum,terdapat dua jenis proses produksi :
Pertama,sistem Produksi Intermiten
Sistem prosuksi dimana pengelolaan
kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan dan menggunakan
pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai kapan memulai proses
produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi jelas. Terdapaat dua jenis
pola produksi yang menggunakan sistem intermiten :
1.
Produksi massal ( mass production)
Umumnya
berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar produksi tertentu,
prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi.
2. Pilihan
masal (mass customization)
Bahwa produk
yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada konsumen untuk
memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi
variasi produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.
Kedua,sistem
proses produksi yang terus menerus (continous production system)
Sistem produksi dimana pengelolaan
kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk jangka waktu yang relatif
panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur dan dijual
kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia, minyak
bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti ttransportasi transportasi
yang terus menerus memberatkan penumpang dari terminal.
b. Proses
produksi Pelayanan
1.
Produksi yang standar
Proses
produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain
dari informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang
distandardisasikan tersebut.
2. Produksi
menurut pesanan
Proses
produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsemen.
Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.
c. Sifat dan
Teknis Produksi
Teknik produksi pada perusahaan
manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
a)
Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang
haanya mengambil dari alam dan sudah terjadi produksi akhir, misalnya
emas, batu bara, dan sebagainya.
b)
Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang
memisah misahkan bahan alam menjadi produk akhir, misalnya minyak, semen
dan sebagainya.
c)
Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan
mencampur bahan-bahan kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan,
minuman, dan obat-obatan.
d)
Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan
mengubah bahan baku menjadi produk akhir, misalnya elektronik.
2.5 RANCANGAN
PABRIK DAN SISTEM PRODUKSI
Rancangan (Design) menunjukkan
ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout) adalah pengaturan
mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud pabrik atau
rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi dijalankan.
Keputusan mengenai desain rumah
produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain
tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang dan
lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana
meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir.
Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak
kasir,meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut
bagaimana proses konversi dalam sistem produksi dilakukan. Terdapat beberapa
jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai berikut :
a.
Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang
bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir dan mengikuti satu pola proses
produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi.
Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas
disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi
melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian
dikeringkan, lalu kain melalui proses penggulungan kemudian digudangkan.
b.
Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang
proses produksinya mengikuti jenis proses yang harus dilakuakan dan tak selalu
harus mengikuti seluruh proses yang ada. Contah, proses pemariksaan kesehatann
disebuah poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang, mendafter ke
resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung jasa
apa yang diinginkan oleh pasien, apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit
dalam atau pemeriksaan gigi
c.
Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk
yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan berbagai fasilitas seperti
mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat
tersebut. Contah, pembuatan pesawat terbang, atau proses make up artis.
Keputusan mengenai rancangan dan
tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung karena keputusan ini
menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini dapat berpengaruh pula
pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk memeli
properti atau mesin.
Prinsip dalam penetapan layout, agar
diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian seimbang dengan kapasitas,
penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika lokasi terdapat
didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar
mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata
letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas,jenis
produksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya
jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan. Rancangan
dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan
kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.
2.6 PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI DAN PENENTUAN STANDAR
Perkiraan jumlah produk yang dibuat
diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat dilakukan beberapa cara
antara lain :
a)
Penghitungan Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan
perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode
pendapatan. Besarnya forecast produksi dirumuskan :
b)
Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah
penjualan itu perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya
(Total cost) sama dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk di
buat harus lebih besar dari unit terjual pada BEP.
Perhitungan BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya
tetap dan variable; Haraga jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn
selalu tetap; Semua produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama
dangan produksi.
c)
Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan
meliputi :
Ø Standar
Kualitas
Standar
mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar per
atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian
mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi,
monitoring dan tindak lanjut.
Ø Standar
Kuantitas
Standar
mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk
mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
Ø Standar
Waktu Proses
Standar
waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh
efisiensi yang maksimal.
Ø Standar
Produktivitas (Productivity
Standar
mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan.
Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau
bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain sebagai berikut:
1. Total factor
Productivity, dihitung denga membaagi Output perusahaan dengan Labor + Capital
+ Material + Energy input + Businnes service.
2. Material
Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan material.
3. Labour
Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.
2.7 PENGELOLAAN
DALAM KEGIATAN OPERASI
a. Pengaturan
Bahan Baku
Pengatuaran bahan baku dilakaukan
dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang akan dikeluarkan
dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order Quantity) jika
asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya penyimpanan ekstra
(Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost) dipergunakan
metode ROP (Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi
yang sama yaitu : bahan baku selalau tersedia pada leveransir; pola produksi
yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat dalam
satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan; perusahaan
memiliki gedang.
Juga bisa menggunakan metode JIT
(just in time) yaitu metode pengelolaan bahan baku tanpa harus memiliki gudang
penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung diproduksi.jika
bahan baku akan habis,levelansir selalu menyediakan dan menghantarkan sampai
lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir tidak boleh terlambat,sebab
akan mengganggu proses produksi.
b. Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam
operasi perusahaan.
·
Keputusan berkaitan dengan proses
Keputusan
mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk
memproduksi brang dan jasa.
·
Keputusan berkaitan dengan kapasitas
Keputusan
mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat,
ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
·
Keputusan berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan
kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan kapan
dipesan.
·
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan
berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi
diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.
·
Keputusan berkaitan dengan mutu
Keputusan
yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam
setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan
orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.
2.8 PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI
Pengawasan dalam kegiatan produksi
perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses
produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Pengawasan
dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi:
pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang
dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja
yang melakukan kegiatan produksi.
a.
Pembelian Bahan Baku
Para menejer
melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih pemasok
bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan,
kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan
potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
b.
Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan
persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan
biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa
bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
c.
Routing
Roting ialah
urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku
biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat dipakai
sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi
diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara
periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat proses
produksi yang lebih cepat dan murah.
d.
Penjadwalan
Penjadwalan
adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses
produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas
produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan.
Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan
program (program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas
dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.
e.
Pengawasan Kualitas
Kualitas
adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau
harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah
kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan
mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas
dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai
waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain atau
rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas
monitoring; pada akhir proses produksi.
Cara Pengawasan
Ø Pengawasan
Terhadap Produk
1. Dengan
Sertivikasi
Sertivikasi
terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar
standart industri, asosiasi dan sebagainya.
2. Pemeriksaan
Laboratorium
Pemerikasaan
laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur
kimiawinya yang dikandung.
3. Penilaian
Dari Pendapat Konsumen
Pendapat
konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar pertanyaan
untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Ø Pengawasan
Terhadap Proses Produksi
a. Dengan
Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses
produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang
yang pekerjanya sejenis.
b. Perolehan
Sertifikasi ISO
Sertifikat
ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada
perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak
lanjutnya.
Ø Pengawasan
Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan
ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan
standart yang ditetapkan sebelumnya.
Ø Pengawasan
Terhadap Standart Produksi
Dengan
menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan
selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita
pembelanjaan di bagian produksi.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Manajemen Produksi adalah salah satu
cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan
agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Unsur Manajemen terdiri dari ;
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ;
Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan
produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan
layout & job design; serta penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi ;
pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi; pemeliharaan dan penggantian
fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi ;
pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan
operasi.
3.2 SARAN
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis
menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi
harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga
barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis.
Kudus:Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri(STAIN). 2010
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasi
terima kasih,,,
AntwoordVee uitminta ijin copas ya kak,,,
Terimakasih minta izin copas yah ka.... Untuk memenuhi tugas
AntwoordVee uitAssalamualaikum farida, bgmn dgn uang yg mo dipinjam pak johan, mo di trf ke mn?
AntwoordVee uitiya silahkan copasajadiklo mau di jadikan referensi tugas
AntwoordVee uit