By hamidi
Dewasa ini banyak masyarakat yang menyangka bahwa santri yang sekaligus
menjadi siswa adalah merupakan harapan bangsa. Yang selalu berjalan dengan
sahayanya menjalani langkah denngan penuh harapan, bahkan berjuta kepercayaan
masyarkat telah digenggamnya, itulah anggapan yang diberikan oleh
masyarakat pada siswa yang menyandang
santri
Namun waktupun terus berjalan
mengitari sang jagat, sehingga santri yang dulunya dikenal denganTawadu’,
ber-aIhlak, taat, Ramahdan segala peredikat baik
yang telah diberikan masyarakat terhadapsiswa, sekarang perlu adanya revisi
kembalai, kerena masalah yang sednag merundung siswa saat ini, buak ahanya
msalah yang bisa dianggap ringan kerena sudah bermunculan siswa yang berasal
dari pesantren membawa maslah ketengah-tengan masyarakat, dan istilahnya
dikenal dengan santri yang tidak dapat barokah(baca; pesantren).
Hal tersebut sebenarnya bukanlah hal yang sangat
ringan, untuk menanggulangi yang demikian perlu adanya pengawasan yang lebih
ketat terhadap siswa agar mereka bisa sembuh dari penyakit malas yang sedang
menderitanya,seperti yang dikatakan imam Al-Qazali dalam kitab MinhajulAbidin”seseorang
yang yang igin menjinakkan nafsu harus memberi beban yang berat terhadap
nafsunya”agar nafsunya bisa dijinakkan karena nafsu itu selalu mngajak pada hal
yang buruk ibrat biatang buas yang susah untuk dijinakkan ungkapnya.
Lebih lanjut hal yang serupa juga dikutib oleh Al-Qalayinidalm
kitab Ikdatunnasyi’in “seoranganak itu harus diberikanTarbiyah(pendiddikam)
mural yang baik dari sejak dini karena
pendikan mural yang baik itu kelak akan memgendalikan perbuatan anak tersebut
setelah dia dewasa. Kesadaran dalam hal ini harus dibangun dari diri siswa.
Namun untuk membangun kesadran itu perlu kiranya adanya sebuah denda yang hal
itu sifatanya mendidik, jadi tidak hayal kemudaian kalau orang yang berwenag
untuk menjaga eksistensi santri memberikan sebuah hafalan guna mencerdaskan dan
mendidk siswa.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !